PALI-Ranah Publik.id- Petani karet kian terjepit di tengah himpitan jumlah produksi karet yang makin sedikit dan biaya perawatan yang makin melejit hingga harga karet yang tidak lagi menjanjikan sebagai komoditas penunjang utama untuk penghasilan keluarga.
Berbagai kendala terus di hadapi para petani,mulai dari kondisi pohon karet yang sudah tua, produksi karet yang terus menurun, harga pupuk yang kian meroket,harga karet yang tak kunjung meningkat, semua hal tersebut di alami oleh masyarakat menjerit tanpa mendapatkan solusi dari pemerintah.
Seperti di katakan oleh "Ponio" warga Talang Akar, "Kami petani karet nih susah nian sekarang nih,hasil getah karet kami terus menurun dari tahun ketahun,terutama karena kami nih la dak tebeli lagi di pupuk karena hargonyo mahal nian sekarang ini sedangkan ketersediaan pupuk subsidi sangat sulit kami dapatkan,seperti kita ketahui bersama, pohon karet kalau kurang pupuk Yo pasti kurang getahnyo keluh Ponio"
Lebih lanjut Ponio juga mengeluhkan kondisi tanaman karet yang saat ini banyak mati karena terserang jamur putih, sampai saat ini belum ada solusi dan obat efektif baik di toko atau dari penyuluh pertanian yang mampu memberantas jamur tersebut.
"Sedih nian kami,ujar Ponio karena hampir separuh isi kebun karetnya mati akibat jamur,dan hal tersebut terjadi juga pada disebagian besar kebun milik masyarakat sini ujarnya.
Hal senada disampaikan oleh Jio yang juga seorang petani karet di Talang akar,saat ini masyarakat sangat membutuh kan pasokan pupuk subsidi dari pemerintah dengan harga terjangkau agar kebun kebun kami dapat terawat dengan baik sehingga menghasilkan produksi yang lebih baik.
Lain lagi yang di sampaikan oleh Taufik, dirinya mengatakan bahwa saat ini masyarakat banyak yang merombak kebun karet nya menjadi kebun sawit, hal itu sebagai dampak dari adanya larangan keras dari pemerintah untuk melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar,jadi karena tidak mau mendapatkan masalah masyarakat beralih menanam sawit karena kalau sawit lahan tidak perlu di bersihkan total dengan membakar,cukup semak dan pohon besar di tebang sawit tetap bisa tumbuh subur dan sehat,sedangkan kalau pohon karet harus di tanam di areal yang benar benar bersih,kalau tidak ya tidak hidup normal pohonnya.
Ketua TPK Koperasi Anugerah Mulia Desa Talang Akar mengatakan "memang saat ini produksi karet di Desa kami sangat menurun,tidak seperti dulu saat ini setiap kali penimbangan TPK kami cuma mendapatkan sekitar 25 ton sebulan,padahal dulunya produksi karet di desa kami ini bisa menghasilkan ratusan ton perbulannya,"hal ini mungkin di sebabkan oleh penyakit jamur yang banyak membunuh pohon karet,bakan terkadang belum di sadap pohon karet sudah habis duluan akibat jamur .
Untuk itu legito berharap agar pemerintah kedepan nya dapat memberi solusi terbaik untuk petani karet,mulai dari pembukaan lahan yang aman,ketersediaan pupuk subsidi,bibit unggul,solusi untuk penyakit jamur akarputih serta harga karet yang lebih baik dan stabil.


